DokterSehat.Com– Membesarkan anak yang mengalami disleksia adalah tantangan bagi orang tua. Ketika orang tua bisa melewatinya, Anda akan mendapatkan banyak pengetahuan tentang tantangan anak dalam kesulitan membaca — dan tentang banyak cara Anda dapat membantu anak berkembang di sekolah dan dalam kehidupan. Selengkapnya simak ulasan tentang apa itu disleksia hingga pengobatan disleksia di bawah ini.
Apa Itu Disleksia?
Disleksia adalah gangguan belajar yang dialami anak dalam hal membaca dan menulis. Anak dengan disleksia melihat tulisan seolah campur aduk, sehingga sulit dibaca dan sulit diingat. Pada penderita disleksia tidak terjadi gangguan untuk tingkat kepadaian.
Disleksia lebih sering ditemukan pada laki-laki daripada perempuan. Disleksia juga dapat ditemukan bersamaan dengan gangguan lainnya, yaitu gangguan pemusatan perhatian atau hiperaktif (GPPH) atau dikenal juga dengan attention-deficit atau hyperactivity disorder (ADHD), gangguan berbahasa, gangguan mengucapkan kata dengar benar dan alergi terhadap makanan atau minuman tertentu.
Penyebab Disleksia
Disleksia yang muncul dalam perkembangan sel saraf, di mana tidak dapat ditemukan penyebab dari gangguan pada susunan saraf pusat. Penyebab pasti disleksia tipe ini belum dapat diketahui. Namun faktor genetik menjadi faktor risiko terjadinya disleksia.
1. Genetik
Orang tua dengan disleksia memiliki kemungkinan memilki anak laki-laki dengan disleksia sebesar 40%. Berdasarkan hasil penelitian, pada penderita gangguan disleksia ditemukan adanya kelainan pada otak sebelah kiri yang mengatur fungsi berbahasa.
2. Penyakit
Disleksia yang didapat karena penyakit lain, yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada susunan saraf pusat. Contoh penyakit yang mungkin timbul adalah stroke, trauma atau benturan hebat pada kepala.
3. Gangguan penglihatan
Disleksia yang didapat ini bisa disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem penglihatan, atau disebabkan oleh gangguan terhadap sistem lain sehingga pemahaman dan atau pelafalan terhadap kata-kata dapat terganggu.
4. Anatomi dan aktivitas otak
Penelitian pencitraan otak telah menunjukkan perbedaan otak antara orang dengan dan tanpa disleksia. Perbedaan ini terjadi di area otak yang terlibat dengan keterampilan membaca kunci. Keterampilan-keterampilan itu mengetahui bagaimana suara direpresentasikan dalam kata-kata, dan mengenali seperti apa kata-kata tertulis itu.
Gejala Disleksia
Disleksia berdampak pada orang-orang dalam tingkat yang berbeda-beda, sehingga gejalanya mungkin berbeda dari satu anak ke anak lainnya. Secara umum, tanda-tanda muncul sebagai masalah dengan akurasi dan kelancaran dalam membaca dan mengeja. Tetapi pada beberapa anak, disleksia juga dapat berdampak pada penulisan, matematika, dan bahasa.
Tanda kunci disleksia pada anak-anak adalah kesulitan memecahkan kata-kata. Ini adalah kemampuan untuk mencocokkan huruf dengan suara dan kemudian menggunakan keterampilan itu untuk membaca kata-kata secara akurat dan lancar.
Salah satu alasan anak-anak mengalami kesulitan memecahkan kode adalah karena mereka sering bergumul dengan keterampilan bahasa yang lebih mendasar yang disebut kesadaran fonemis. Ini adalah kemampuan untuk mengenali suara individu dalam kata-kata. Masalah dengan keterampilan ini dapat muncul sedini prasekolah.
Pada beberapa anak, disleksia tidak terjadi sampai nanti, ketika mereka mengalami masalah dengan keterampilan yang lebih kompleks. Ini mungkin termasuk tata bahasa, pemahaman membaca, kelancaran membaca, struktur kalimat, dan tulisan yang lebih mendalam.
Anak-anak dengan disleksia mungkin menghindari membaca, baik dengan keras maupun untuk diri mereka sendiri. Mereka bahkan mungkin merasa cemas atau frustrasi ketika membaca. Ini dapat terjadi bahkan setelah mereka menguasai dasar-dasar membaca.
Tanda-tanda penyakit disleksia dapat terlihat berbeda pada usia yang berbeda. Berikut adalah beberapa contoh tanda-tanda disleksia:
1. Prasekolah
- Memiliki kesulitan mengenali apakah dua kata berima (pengulangan bunyi yang berselang)
- Berjuang dengan menghilangkan suara awal dari sebuah kata
- Berjuang dengan mempelajari kata-kata baru
- Kesulitan mengenali huruf dan mencocokkannya dengan suara
2. Sekolah Dasar
- Kesulitan menghilangkan suara tengah dari sebuah kata atau memadukan beberapa suara untuk membuat sebuah kata
- Seringkali tidak mengenali kata-kata pandangan umum
- Cepat lupa bagaimana mengeja kata setelah mempelajarinya
- Kesuitan oleh masalah kata dalam matematika
3. Sekolah Menengah
- Membuat banyak kesalahan pengejaan
- Sering harus membaca ulang kalimat dan bagian
- Membaca di tingkat akademis yang lebih rendah daripada ketika berbicara atau dalam percakapan
4. Sekolah Menengah Atas (SMA)
- Sering melompati kata-kata kecil saat membaca dengan keras
- Tidak bisa membaca sesuai yang diharapkan di tingkat kelas
- Sangat memilih pertanyaan pilihan ganda daripada mengisi di kertas kosong atau jawaban singkat
Disleksia tidak hanya memengaruhi pembelajaran. Kondisi ini juga dapat memengaruhi keterampilan dan aktivitas sehari-hari. Ini termasuk interaksi sosial, ingatan, dan berurusan dengan stres.
Diagnosis Disleksia
Tidak ada tes tunggal yang dapat mendiagnosis penyakit disleksia. Sejumlah faktor dipertimbangkan, seperti:
1. Perkembangan, masalah pendidikan, dan riwayat kesehatan anak
Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan kepada Anda tentang bidang-bidang ini dan ingin tahu tentang segala kondisi yang terjadi dalam keluarga, termasuk apakah ada anggota keluarga yang memiliki ketidakmampuan belajar.
2. Kehidupan di rumah
Dokter mungkin meminta keterangan tentang keluarga dan kehidupan di rumah Anda, termasuk siapa yang tinggal di rumah dan apakah ada masalah di rumah.
3. Kuisioner
Dokter mungkin meminta anak Anda, anggota keluarga atau guru dengan menjawab pertanyaan tertulis. Anak Anda mungkin diminta mengikuti tes untuk mengidentifikasi kemampuan membaca dan bahasa.
4. Tes penglihatan, pendengaran dan otak (neurologis)
Cara ini dapat membantu menentukan apakah kelainan lain dapat menyebabkan atau menambah kemampuan membaca anak Anda yang buruk.
5. Pengujian psikologis
Dokter dapat mengajukan pertanyaan kepada Anda dan anak untuk lebih memahami kesehatan mental anak. Ini dapat membantu menentukan apakah masalah sosial, kecemasan atau depresi mungkin membatasi kemampuan anak.
6. Tes kemampuan membaca dan akademik lainnya
Anak dapat mengikuti serangkaian tes pendidikan dan menganalisis proses dan kualitas keterampilan membaca oleh pakar membaca.
Pengobatan Disleksia
Hingga saat ini, tidak ada pengobatan yang dapat digunakan untuk mengobati dan menghilangkan gangguan disleksia. Penyakit disleksia akan diderita seumur hidup. Penderita disleksia perlu belajar untuk mengenali kelemahan dan kelebihan dirinya masing-masing dalam membaca dan menggunakannya untuk membantu mengatasi kesulitannya membaca.
Penderita disleksia memerlukan program dan teknik pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan penderita. Selain itu, belajar bersama dalam kelompok dengan dikombinasikan dengan permainan yang menarik dapat membantu agar penderita mau belajar membaca dan kegiatan tersebut jadi terasa lebih menyenangkan.
Penderita tidak perlu berkecil hati, karena menderita penyakit disleksia bukan berarti bodoh ataupun tidak berguna. Beberapa orang terkenal juga diketahui menderita disleksia, yaitu Thomas Edison yang merupakan penemu lampu.
Selain itu, orang tua dari penderita juga perlu memahami apa yang dirasakan dan dialami oleh penderita. Hal lain yang juga dapat dilakukan adalah konseling oleh tenaga ahli pada orang tua, saudara, dan penderita.
Seluruh anggota keluarga akan duduk bersama untuk mengenal penyakit disleksia, membahas pertanyaan dan masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari dan mencari solusi yang dapat dilakukan. Yang sering terjadi adalah keluarga masih sulit untuk menerima, menolak, takut, dan marah ketika ada anggota keluarganya yang pertama kali didiagnosis menderita gangguan ini.
Dukungan keluarga terhadap penderita dapat memberikan efek positif pada anak dan meningkatkan kemampuan membaca penderita. Rasa frustrasi yang dirasakan oleh penderita sebaiknya dikenal sedini mungkin karena apabila terlambat dapat menimbulkan gangguan perilaku.
Sumber:
https://www.understood.org/en/learning-attention-issues/child-learning-disabilities/dyslexia/understanding-dyslexia diakses 13 Juni 2019
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dyslexia/diagnosis-treatment/drc-20353557 diakses 13 Juni 2019
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 Response to "Disleksia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan"
Posting Komentar